Banu Alawi (Baalawi) Bukan Keturunan Baginda Nabi?

Sebuah penelitian dadakan yang awalnya tidak serius

Rumail Abbas
2 min readDec 21, 2023
Sampul Naskah “Menakar Kesahihan Pembatalan Baalawi”
Sampul Naskah “Menakar Kesahihan Pembatalan Baalawi”, Rilis Temuan Rumail Abbas untuk bulan Desember 2023 (unduh PDF-nya di TrakTeer Rumail Abbas)

Kesarjanaan historis yang skeptis melihat sejarah Banu Alawi (kemudian disebut: “Baalawi”) memiliki permasalahan historis lantaran ditopang oleh kisah-kisah oral yang memerlukan verifikasi eksternal dan bukti materiel untuk memastikannya sebagai cerita faktual.

Itulah kenapa pada dekade sebelumnya Syaikh Murad Syukri berpeluang meragukan Imam Ahmad ibn Isa Al-Muhajir sebagai sosok historis, dan pada abad ini seorang penulis produktif asal Banten, yaitu KH. Imaduddin Utsman Al-Bantani (selanjutnya ditulis: “Penggugat”) berpeluang dalam menilai Imam Ubaidillah atau Abdullah ibn Ahmad Al-Muhajir sebagai sosok ahistoris.

Melihat kesejarahan Baalawi yang sampai kiwari dianggap “pincang” lantaran memiliki kekosongan sumber historis sezaman, dari sana lantas Penggugat membatalkan genealogi Baalawi sebagai sadah dan asyraf (bentuk plural dari sayyid dan syarif yang bermakna generik “tuan” dan “yang dimuliakan”, namun secara spesifik dipakai untuk atribusi keturunan Baginda Rasulullah Saw. lewat Sayidah Fathimah, istri Imam Ali).

Seluruh tulisan yang akan Anda baca di bawah ini adalah naskah yang penulis sampaikan beberapa bulan ke belakang di kanal Pamitnya Ngantor dalam menjawab sebuah pertanyaan:

Seberapa kuat argumentasi Penggugat untuk layak disebut “gugatan”?

Penulis mengandalkan “traktiran” pada TrakTeer untuk sampai pada temuan ini. Dan hasil temuan yang penulis sajikan ini dituangkan sepenuhnya untuk para dermawan di fundraising. Koreksi dan hak jawab dapat dikirim melalui surel penulis di bawah.

Unduh naskah Menakar Kesahihan Pembatalan Baalawi di sini: TrakTeer Rumail Abbas (klik: Rilis Penemuan).

Terima kasih, dan selamat membaca!

--

--

Rumail Abbas
Rumail Abbas

Written by Rumail Abbas

Nahdliyin, Historian, GUSDURian, Peneliti Budaya Pesisiran & Resolusi Konflik untuk GUSDURian & Yayasan Rumah Kartini

Responses (1)